You are currently viewing Resensi Buku “Damai Antara Cita dan Fakta”

Resensi Buku “Damai Antara Cita dan Fakta”

  1. Judul Buku : Damai Antara Cita dan Fakta
  2. Pengarang : Moh. Haitami Salim dkk
  3. No. Panggil : 2×0.01 Her d
  4. Penerbit : STAIN Pontianak Press
  5. Tahun Terbit : 2009
  6. Jumlah Halaman : 184 halaman
  7. ISBN : 978-602-8457-53-8

Menarik dan Sangat Bermanfaat! Itulah kesan pertama saat membaca buku Damai Antara Cita dan Fakta. Dari sampulnya saja buku ini sudah benar-benar menggambarkan suasana damai, yakni dengan gambar sampul Merpati mengelilingi Globe atau Bola Dunia. Dimana, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merpati ini dalam kepercayaan dan kebudayaan melambangkan perdamaian.

Buku ini menceritakan serta menggambarkan konflik dan perdamaian yang diambil dari sudut teori maupun realita yang ada. Selain itu, buku ini amat kaya akan ilmu dan membuka cakrawala pengetahuan. Pembaca dapat mengetahui sejarah kelam konflik antar etnis di Kalbar, tetapi tidak lupa pula menjabarkan resolusi dari permasalahan.

Buku ini membahas tentang Kearifan Budaya dan Egoisme dalam Kehidupan Multi Entnis,  oleh Moh. Haitami Salim, Memahami Konflik Etnis: Kajian Komparatif-Teoritis Atas Sejarah Konflik Etnis, oleh Eka Hendry Ar, Islam dan Multikulturalisme: Doktrin dan Pengalaman Sejarah, oleh Hermansyah, Nilai-Nilai Resolusi Konflik dalam Hukum Adat Orang Buyan: Tawaran Resolusi Konflik Menuju Perdamaian, oleh Didi Darmadi, serta Rekonsiliasi dalam Perspektif Kebudayaan Bugis, oleh Firdaus Putra.

Tulisan tentang multikultural berjudul Muatan Multikulturalisme dalam Buku Paket Pendidikan Agama Islam (PAI): Studi Kasus Pada Kelas X Sekolah Menengah Atas oleh Erinto Sumardi, Madura dan Etos Kerja di Kalimantan Barat oleh Rasiam dan Subro serta tulisan kedua dari Moh. Haitami Salim berjudul Mengukuhkan Kerukunan Umat Beragama di Kalimantan Barat.

Prof. Moh. Haitami Salim yang dikenal sebagai tokoh masyarakat dalam buku ini, menulis tentang Kearifan Budaya dan Egoisme dalam Kehidupan Multi Etnis. Beliau memberikan penjabaran tentang ragam kearifan lokal dari berbagai macam etnis. Seperti pada masyarakat Melayu dan Bugis. Beliau menggambarkan upacara robo’-robo’ sebagai nilai yang relevan bagi upaya untuk pemersatu dan konversi alam.

Penulis menceritaan sejarah prosesi adat ini menggabungkan dua kultur budaya yakni Melayu dan Bugis. Selain itu, ada kemiripan antara upacara adat Robo’-robo’ dengan salah satu adat Jawa yakni upacara Reboan. Maka, apabila ada kelompok etnis yang melakukan hal yang sama, akan memberikan peluang untuk pertemuan budaya dalam meningkatkan kohefisitas dan saling menghormati satu sama lainnya (lihat di halaman 5).

Beranjak dari tulisan Prof. Moh Haitami Salim. Pada halaman 69, pembaca akan ditarik ke dunia Hukum Adat yang berlaku di Buyan Kab. Kapuas Hulu. Tulisan ini begitu menarik, karena isi yang ingin disuguhkan penulis berkaitan dengan tawaran perdamaian dengan hukum adat sebagai resolusinya. Didi Darmadi menganggap Hukum Adat merupakan tawaran yang tepat untuk menciptakan ketentraman karena semua merupakan hasil musyawarah mufakat dan telah disetujui oleh para tetua.

Pada halaman 106, Hukum Adat merupakan bagian dari produk budaya. Pentingnya budaya ini sebagai usaha alternatif membangun perdamaian dunia. Sebab, dengan pendekatan budaya, setiap masyarakat yang mungkin terlibat konflik maupun tidak, dapat dengan mudah mengetahui, memahami dan menerima serta mengamalkan budaya diri dan orang lain. Ibarat kata pepatah “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”.

Cakrawala pengetahuan pembaca kembali diisi dengan informasi tentang buku paket Pendidikan Agama Islam (PAI), ternyata mengandung muatan multikulturalisme (lihat di halaman 131). Tentu ini merupakan hal yang sangat positif dan bermanfaat, ketika siswa sebisa mungkin ditanamkan nilai-nilai multikulturalisme untuk membentengi diri menghadapi maupun meredamkan konflik antar etnis. Karena, Agama Islam sangat menghargai perbedaan dan sebisa mungkin hidup dalam keberagaman dengan toleransi yang tinggi. Sehingga terciptalah perdamaian dan kesatuan.

Secara umum, isi tulisan di dalam buku ini sangat menarik untuk dibaca. Terlebih lagi untuk para peneliti yang ingin mencari bahan atau rujukan mengenai budaya, etnik dan lainnya, bisa menggunakan tulisan ini sebagai pelengkap..

 

Karya: Novie Anggraeni (Program Studi Manajemen Dakwah IAIN Pontianak)

Editor: Fauziah Mian
Sumber Gambar: indonesia.go.id

Leave a Reply